ترجم لغتك بسرعة الآن

Friday, May 27, 2011

Refleksi Singkat Peringatan 110 Tahun Maulid Bung Karno


Tanggal 6 Juni seratus sepuluh tahun yang lalu, lahirlah seseorang yang menjadi salah satu pemimpin terdahsyat dalam sejarah dunia internasional. Beliau bagaikan sesosok 'Mutiara dari Selatan Dunia' yang amat kharismatik, pidato-pidatonya begitu menggelegar hingga ia dijuluki sebagai 'Singa Podium' yang membuat rakyatnya selalu siap menaati segala titahnya. Dia yang membawa bangsa dan negaranya keluar dari belenggu penjajahan bangsa-bangsa imperialis hingga mencapai dan mempertahankan kemerdekaannya. Sebagian hidupnya bahkan dihabiskan di balik dinginnya dinding penjara kolonialis.

Di bawah kepemimpinannya yang begitu mempesona, negeri pimpinannya yang bernama "Negara Kesatuan Republik Indonesia" mampu menjadi salah satu negara baru merdeka yang diperhitungkan dan ditakuti oleh bangsa-bangsa Barat. Indonesia tidak takut kepada siapapun, termasuk kepada dua kekuatan adidaya dunia saat itu, Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Postur tubuhnya yang tinggi tegap ditunjang oleh ketampanan wajahnya membuat hampir seluruh wanita di negeri berjuluk "Untaian Zamrud di Khatulistiwa" ini tergila-gila kepadanya.


Ya, laki-laki perkasa itu tidak lain dan tidak bukan adalah SOEKARNO, Sang Presiden Pertama-Proklamator Kemerdekaan-Pemimpin Besar Revolusi-Penyambung Lidah Rakyat-Bapak Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dilahirkan di Blitar dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo yang merupakan keturunan Jawa dan Ida Ayu Nyoman Rai, seorang wanita Bali, Soekarno yang oleh mayoritas rakyat Indonesia sangat populer dengan sapaan "Bung Karno" adalah pemimpin terhebat dan terbaik sepanjang sejarah Indonesia modern.

Terlahir dengan nama "Raden Koesno", namun karena sering sakit-sakitan, orangtuanya pun mengganti namanya menjadi "Soekarno" yang bermakna "Karna yang Baik". Masa kecilnya sudah diwarnai oleh nuansa kebangsaan dan ketika mulai beranjak dewasa, jiwa nasionalismenya semakin menggebu-gebu dan bergelora. Ia aktif dalam berbagai organisasi kebangsaan yang bertujuan mengusir para penjajah dan memerdekakan Indonesia secepatnya. Dalam usianya yang masih terbilang muda, Soekarno sudah aktif menulis berbagai artikel yang dimuat di banyak surat kabar saat itu. Artikel-artikelnya berisi pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan cerdasnya tentang konsep "Indonesia Merdeka".

Karena terlalu giatnya menentang kolonialisasi dan imperialisasi Belanda, Soekarno muda bahkan sampai harus bolak-balik ke penjara dan mendekam di balik jeruji besi selama sekian tahun. Soekarno muda berusaha dibungkam perjuangannya memerdekakan bangsanya oleh Belanda sang kolonialis, tetapi jiwa Putra Sang Fajar tidaklah surut. Justru di balik dinginnya tembok penjara itulah Soekarno muda semakin mengasah keterampilan dan gagasan-gagasannya. Ia terus aktif menulis dan membaca buku-buku biografi tokoh-tokoh besar dunia. Tidak ketinggalan pula ia mengaji Alquran dan rajin salat. Soekarno pun bukanlah seorang yang fanatik berlebihan kepada agamanya. Walaupun ia seorang Muslim yang tulen, tetapi Soekarno mau membaca dan mempelajari ajaran-ajaran agama lain, seperti Kristen, Katholik, Buddha, dan Hindu. Tidak aneh jika di meja Soekarno di penjara terdapat Alquran di satu sisi dan Injil di sisi sebelahnya.

Ketekunannya dalam mempelajari dan membaca sejarah-sejarah dunia internasional, serta kecakapannya dalam ilmu teknik membuat Soekarno muda berwawasan amat luas melebihi rekan-rekan seangkatannya pada masanya. Multitalenta ini pula yang kelak membantunya dalam mengelola negara Indonesia yang baru merdeka dengan gagah perkasa.


Jiwa Soekarno terus berapi-api, semangat anti-kolonialisme dan anti-imperialismenya dalam rangka mempercepat kemerdekaan Indonesia terus menggelora dengan dahsyat. Ia pantang mundur, termasuk berani menolak tuntutan segelintir pemuda yang memaksanya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945, meskipun saat itu Jepang sang penjajah telah kalah perang akibat dijatuhinya bom nuklir oleh Amerika Serikat di kota Hiroshima dan Nagasaki.

Kepandaiannya membaca situasi dan mencocokkan tanggal sangat menentukan kemerdekaan Indonesia yang ia proklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di mana saat itu sedang dalam masa bulan Ramadhan, bulan suci umat Islam. Tanggal 17 sengaja dipilih oleh Bung Karno karena pada tanggal tersebut di bulan Ramadhan, diturunkanlah kitab suci umat Islam, yaitu Alquran Alkarim yang momennya dikenal dengan istilah "Nuzulul Quran".

Setelah Indonesia merdeka, para penjajah tak henti-hentinya mencoba mengganggu kedaulatan bangsa ini. Belanda pernah mencoba menjajah kembali Indonesia dengan usahanya membentuk RIS (Republik Indonesia Serikat) maupun Agresi Militer Belanda I dan II. Bung Karno tetaplah tegar. Walaupun semakin dipusingkan dengan adanya usaha sejumlah daerah yang ingin memisahkan diri dari Indonesia melalui gerakan separatisnya, namun semua hadangan itu berhasil dilewatinya dengan sukses.

Usahanya yang tak kenal lelah dan pantang mundur menghadapi gangguan-gangguan para kolonialis terbukti ketika ia berhasil mengomandoi rakyat dan pasukannya dalam keberhasilan merebut Irian Barat dari tangan Belanda dengan kegemilangan yang diakui oleh dunia internasional.

Kekuasaan Putra Sang Fajar mencapai titik puncaknya ketika ia mendeklarasikan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante karena lembaga itu gagal merumuskan undang-undang baru menggantikan UUD 1945. Dengan semangat kembali kepada UUD 1945, Presiden Soekarno memulai era Demokrasi Terpimpin (yang menurut saya adalah sistem pemerintahan terbaik dan terdahsyat bagi bangsa Indonesia). Selama era Demokrasi Terpimpin (1959-1966), Indonesia semakin diganggu oleh negara-negara kolonialis-imperialis. Mulai dari tarik-menarik dan bujukan Amerika Serikat serta Uni Sovyet agar Indonesia memihak salah satu blok, Blok Barat atau Blok Timur, provokasi Inggris yang mendirikan negara boneka Malaysia persis di sebelah wilayah Indonesia, percobaan pembunuhan atas dirinya selama beberapa kali, meletusnya Gerakan Satu Oktober 1965, hingga klimaksnya ketika Bung Karno harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagai RI-1 pada bulan Februari 1968 akibat konspirasi CIA dan Jenderal Soeharto dalam rangka 'mengkudeta' kekuasaan Soekarno secara perlahan-lahan.
Di masanya, Indonesia banyak membangun landmark yang terkenal hingga ke seantero dunia. Pemerintahnya membangun Monumen Nasional di Lapangan Merdeka Jakarta, Masjid Istiqlal yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara, Jembatan Semanggi Interchange yang terkenal akan desainnya yang unik, hingga pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno yang saat itu merupakan salah satu dari sepuluh stadion terbesar di dunia.


Bersama banyak pemimpin dunia seperti Gamal Abdul Nasser (Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (India), Sir John Kotelawala (Sri Lanka), dan Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Bung Karno mendirikan Gerakan Non-Blok (GNB) yang berusaha memuluskan kebijakan politik bebas aktif negara-negara yang ikut berpartisipasi tanpa memihak kepada Blok Barat ataupun Blok Timur.


Konspesi kenegaraannya mengutamakan bangsa dan tanah air Indonesia di atas segalanya. Bung Karno mengusulkan gagasan pembentukan NASAKOM (Nasionalis-Agama-Komunis) yang bertujuan menyatukan ketaatan dan semangat kebangsaan di antara mereka di bawah kepemimpinan kepresidenannya. Bung Karno BUKAN berusaha menyatukan ideologi NASAKOM, hal ini yang harus diperhatikan dengan seksama dan baik-baik. NASAKOM boleh memiliki ideologi yang berbeda, tetapi mereka haruslah satu jalan dan satu semangat dalam membangun Indonesia Raya.

Gagasan-gagasan Bung Karno lain yang begitu cemerlang dan gemilang adalah hasil galiannya berupa Pancasila yang menjadi dasar dan ideologi negara Indonesia, serta kemampuannya merumuskan Undang-Undang Dasar 1945, meskipun kini UUD tersebut telah banyak mengalami perombakan dan perubahan isi oleh pemimpin-pemimpin bangsa ini yang berkhianat.

Hingga akhirnya manusia yang begitu bersinar bagi kemerdekaan bangsa Indonesia ini mendekati ajalnya di pengujung era 1970-an setelah 'dikudeta' perlahan-lahan serta ketika sakit sama sekali tidak boleh mendapatkan perawatan medis yang maksimal untuk seorang mantan presiden, dalam artian 'membunuh Bung Karno sedikit demi sedikit'. Dan yang menzalimi Bung Karno itu tidak lain dan tidak bukan adalah penguasa Republik Indonesia selama sekitar 32 tahun dengan pangkat jenderal bintang lima, yakni Soeharto.

Bung Karno berpulang ke rahmat Allah pada tanggal 21 Juni 1970 dalam keadaan yang sungguh tidak pantas bagi seseorang yang telah menyumbangkan jasanya tidak hanya bagi bangsanya, tetapi juga bagi dunia internasional. Ia menghadap Ilahi Rabbi dalam kondisi penyakitnya yang sudah amat akut dan kesepian tanpa teman.



Perlu diketahui, bahwa sebelum wafatnya, Bung Karno pernah bertutur kepada Cindy Adams, seorang jurnalis asal Amerika Serikat, bahwa ia ketika meninggal dunia ingin dimakamkan di bawah pohon yang sangat rindang dengan pemandangan berupa gunung yang menghijau. Di pusaranya cukup ditulis "Di Sini Beristirahat Bung Karno - Penyambung Lidah Rakyat Indonesia". Menurut beberapa sumber, konon tempat yang dimaksud oleh Sang Pemimpin Besar Revolusi Indonesia tersebut ialah di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat. Entah bisikan apa yang merasuki Presiden Soeharto sehingga ia dengan sewenang-wenang memutuskan untuk memakamkan Bung Karno di Blitar, padahal saat itu keluarga Sang Proklamator menginginkan Bung Karno dimakamkan sesuai keinginan almarhum.


Kini tugas kitalah para generasi muda bangsa Indonesia untuk melanjutkan perjuangan Bung Karno yang mulia. Mari kita bangun dan sejahterakan Negara Kesatuan Republik Indonesia di bawah amanat Undang-Undang Dasar 1945, di bawah naungan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta di bawah kibaran Sang Merah-Putih! MERDEKA!!!

Selamat Jalan, Bung Karno . . . Semoga rahmat dan ridha Allah swt. senantiasa menyertai engkau . . .

Oleh: Indra Setyo Rahadhi
Mahasiswa Program Studi Sastra Arab
Universitas Al-Azhar Indonesia - Jakarta.

1 comment:

  1. Saya pun berpendapat bahwa tidak ada presiden Indonesia yang lebih baik dan lebih hebat daripada Ir. Sukarno. Beliau adalah tokoh yang sangat luar biasa.

    ReplyDelete