ترجم لغتك بسرعة الآن

Friday, May 27, 2011

PT. KAI Commuter Jabodetabek, BATALKAN SEGERA Rencana Penghapusan KRL Ekspres Jabodetabek!!!

KRL EKSPRES JABODETABEK RENCANANYA AKAN DIHAPUS MULAI TANGGAL 1 JULI 2011. Sebagai kebijakan baru, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) yang membawahi KAI Commuter Jabodetabek akan menerapkan Single Operation yang berarti semua kereta rel listrik (KRL) akan berhenti di setiap stasiun tanpa kecuali, termasuk KRL kelas eksekutif (ekspres).



Kebijakan baru itu sebenarnya WAJAR DITENTANG dan HARUS DIKRITIK! Kenapa? Ya jelas kebijakan itu justru sangat merugikan penumpang KRL ekspres dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang selama ini mengandalkan kecepatan waktu tempuh KRL ekspres dibandingkan KRL kelas ekonomi AC atau ekonomi biasa. Beberapa kerugian yang sangat mencolok itu ialah:

1. Waktu tempuh menjadi lebih lama. Kasus: KRL Pakuan Ekspres yang biasanya berangkat pukul 05.35 WIB dari Stasiun Bogor dan tiba di Stasiun Sudirman Jakarta pukul 06.30 akan mengalami kelambatan waktu tempuh hingga 26-30 menit. Bisa-bisa pukul 07.00 WIB baru sampai di Stasiun Sudirman Jakarta. Bagaimana nasib ribuan karyawan swasta yang bekerja di kawasan Central Business District di Jakarta seperti Sudirman dan Mega Kuningan yang harus masuk pagi pukul 07.00 atau 07.30 WIB? Apakah para bos mereka mau menolerir keterlambatan mereka karena telatnya KRL 'ekspres' yang sebelumnya tidak pernah 'aneh-aneh'?

2. Kepadatan penumpang menjadi luar biasa. Dengan sistem KRL ekspres sekarang saja di beberapa waktu tertentu kepadatan penumpang terjadi di banyak KRL kelas ekspres, khususnya Pakuan Ekspres Bogor. Apalagi berhenti di setiap stasiun? Bisa-bisa KRL kita bernasib seperti KRL di Jepang yang penumpangnya tidak kebagian tempat duduk harus berdiri dengan 'sikap sempurna'. Bagaimana lalu nasib ibu-ibu hamil, orang-orang penyandang cacat, hingga para lanjut usia? Haruskah mereka tersiksa di dalam gerbong kereta berdesak-desakan di antara ribuan orang.

3. Keamanan dan kenyamanan akan berkurang. Dengan padatnya penumpang yang over capacity, tingkat kerawanan keamanan dan kenyamanan para penumpang yang biasa naik KRL Pakuan Ekspres, KRL Benteng Ekspres, dan sebagainya akan berkurang drastis. Selalu waspada terhadap penumpang dengan gerak-gerik mencurigakan, apalagi yang pakaiannya sudah terlihat model alay.

4. Rangkaian kereta rawan rusak. Sekali lagi karena kepadatan penumpang yang diprediksi akan berlebihan, dikhawatirkan tingkat kerusakan rangkaian kereta akibat over capacity atau mungkin ulah tangan-tangan jahil yang kampungan yang suka merusak fasilitas publik akan meningkat. Otomatis PT. KAI Commuter harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk anggaran perawatan operasional KRL. Tahu sendiri 'kan setiap kali para rangkaian KRL mengalami perawatan, banyak jadwal keberangkatan yang ditunda? Ini sangat merugikan!

5. Dan lain-lain.



Namun, di samping itu, memang ada tiga sisi positif yang sangat mencolok, yakni:

1. Harga tiket turun. Untuk kelas eksekutif yang biasanya tarif tiketnya Rp 11.000, 00 (Pakuan Ekspres Bogor), nantinya hanya sebesar Rp 9.000, 00 (perkembangan terakhir di hari Jumat, 27 Mei 2011).

2. Kemudahan naik KRL eksekutif di semua stasiun. Karena KRL kelas eksekutif berhenti di setiap stasiun, para penumpang yang ingin naik KRL 'ekspres' (ekspres tapi lelet) bisa menaikinya di semua stasiun. Misalnya penumpang yang ingin naik KRL Pakuan Ekspres biasanya harus ke Stasiun Jakarta Kota, Gambir, atau Sudirman, nantinya bisa naik KRL 'mantan Pakuan Ekspres' alias kelas eksekutif di stasiun-stasiun yang selama ini tidak pernah 'disinggahi' KRL ekspres seperti Stasiun Sawah Besar, Mangga Besar, Pasar Minggu, atau Universitas Pancasila. Satu yang perlu diingat: penuh sesak sudah pasti!

3. Penjadwalan keberangkatan dan kedatangan KRL seharusnya lebih mudah, karena tidak ada lagi penyusulan-penyusulan antar-KRL yang selama ini terjadi. Seharusnya, KRL kelas eksekutif harus ada di setiap stasiun maksimal setiap 30 menit sekali, tidak boleh lebih, itu juga sudah lama! Jangan seperti sekarang yang terkadang kita harus menunggu sampai 1 jam jika ketinggalan KRL ekspres di jam-jam tertentu.





Kesimpulan: Karena dari analisa pribadi di atas ternyata mudharatnya lebih banyak (4) dibandingkan manfaatnya (3), kebijakan baru PT. KAI Commuter Jabodetabek yang akan menghapus operasional KRL ekspres WAJIB DITENTANG!!! KRL EKSPRES HARUS TETAP ADA SELAMANYA dan PT. Commuter Jabodetabek HARUS MEMBATALKAN rencana penghapusan KRL kelas ekspres yang sangat menyakitkan tersebut!!! I ALWAYS LOVE KRL PAKUAN EKSPRES FOREVER!!!!!!

Oleh: Indra Setyo Rahadhi (Pengguna Setia dan Penggemar KRL Pakuan Ekspres Bogor)
Mahasiswa Program Studi Sastra Arab
Universitas Al-Azhar Indonesia - Jakarta.

3 comments:

  1. Di Jabodetabek, memang kereta api terbaik adalah KRL ekspres, karena kecepatannya dan kenyamanannya. Kalau KRL ekspres dihapus, penggunanya akan beralih ke mobil pribadi lagi dan berarti kemacetan Jakarta akan makin parah. Lagipula gak ada dasar alasan sama sekali KAI menghapus KRL ekspres secara jelas. Jadi saya juga MENOLAK penghapusan KRL jenis ekspres!

    ReplyDelete
  2. kasihan para karyawan swasta di bilangan sudirman-thamrin yg tiap hari hrs kerja tepat waktu dgn mengandalkan krl ekspres, terutama bekasi, serpong, dan bogor ekspres, yang selalu berhenti di dukuh atas a.k.a stasiun sudirman sekarang. mrk pasti kesulitan cari moda transportasi lain.

    ReplyDelete
  3. Iya, saya jg keberatan dgn rencana penghapusan KRL jenis ekspres. Beberapa kali seminggu sy harus bolak-balik Jakarta-Bogor dr kosan sy di Kuningan ke kampus sy di UKI, dan sy selalu naik Pakuan ekspres. Bingung kl nanti pakuan ekspres dihapuskan. mudah-mudahan tdk jadi lagi.

    ReplyDelete